Salah satu tahapan tes Sekolah Kedinasan (DIKDIN) khsusnya di SPCP IPDN Kementerian Dalam Negeri adalah Pelaksanaan Tes Psikologi, Integritas dan Kejujuran oleh Biro SDM Polda. Apa Itu Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran ? Mengapa Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran perlu dilakukan?
Tes masuk IPDN melewati beberapa tahapan, mulai dari Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem CAT kemudian Tes Kesehatan dan terkahir dilakukan Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran yang akan dilakukan oleh Biro SDM Polda. Berikut penjelasan mengenai Apa Itu Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran di IPDN.
Tes ini merupakan salah satu tahapan krusial dalam seleksi calon anggota Polri atau untuk asesmen jabatan. Tujuannya bukan hanya untuk mengukur kemampuan akademis, tetapi lebih kepada menggali struktur kepribadian, kestabilan emosi, cara berpikir, dan yang terpenting, potensi integritas dan kejujuran calon dalam menghadapi tekanan tugas sebagai abdi negara.
Secara umum, materi tes akan mencakup beberapa domain utama.
Tujuan Utama Tes
Sebelum masuk ke materi, penting untuk memahami mengapa tes ini diadakan. Biro SDM Polda ingin memastikan bahwa calon yang lolos memiliki:
- Kesehatan Mental yang Prima: Mampu mengelola stres, tidak memiliki gangguan kejiwaan, dan stabil secara emosi.
- Kepribadian yang Sesuai: Memiliki karakter yang cocok untuk tugas kepolisian (misalnya: disiplin, berani, mampu bekerja sama, dan berjiwa melayani).
- Integritas Tinggi: Tidak mudah disuap, tidak akan menyalahgunakan wewenang, jujur, dan bertanggung jawab.
- Potensi Kepemimpinan dan Kinerja: Mampu berpikir kritis, mengambil keputusan yang tepat di bawah tekanan, dan memiliki motivasi kerja yang baik.
Materi Inti yang Diuji
Berikut adalah rincian materi dan konsep yang akan diuji dalam tes psikologi, integritas, dan kejujuran:
1. Integritas dan Kejujuran
Ini adalah inti dari tes. Penilaian tidak dilakukan melalui satu jenis soal, melainkan terintegrasi dalam berbagai bentuk tes. Aspek yang diukur meliputi:
- Anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN): Bagaimana sikap Anda terhadap tawaran suap, ajakan untuk “membantu” kerabat, atau penyalahgunaan fasilitas dinas.
- Komitmen pada Aturan: Sejauh mana Anda patuh pada prosedur, hierarki, dan peraturan yang berlaku, bahkan ketika tidak ada yang mengawasi.
- Tanggung Jawab: Kemauan untuk mengakui kesalahan dan menanggung konsekuensinya, serta menyelesaikan tugas hingga tuntas.
- Konsistensi: Kesesuaian antara apa yang Anda katakan dengan apa yang Anda yakini dan lakukan. Tes ini sering kali memiliki “lie scale” atau soal-soal pengecoh untuk mengukur konsistensi jawaban Anda.
Contoh Bentuk Soal:
- Situational Judgement Test (SJT): Anda akan diberi sebuah skenario dilematis yang mungkin terjadi di lingkungan kerja kepolisian, lalu diminta memilih tindakan yang paling tepat.
- Contoh Skenario: “Seorang teman dekat Anda melakukan pelanggaran lalu lintas. Sebagai petugas yang sedang bertugas, tindakan apa yang akan Anda lakukan?” Pilihan jawaban akan menguji apakah Anda akan menegakkan aturan tanpa pandang bulu atau memberikan perlakuan khusus.
2. Aspek Kecerdasan (Kognitif)
Meskipun bukan tes IQ murni, tes ini mengukur kemampuan dasar intelektual yang diperlukan untuk tugas kepolisian.
- Kemampuan Verbal: Memahami wacana, sinonim, antonim, dan analogi kata.
- Kemampuan Numerik (Aritmetika): Logika berhitung dasar, deret angka, dan soal cerita matematika sederhana. Ini penting untuk analisis data sederhana dan laporan.
- Kemampuan Penalaran & Logika:
- Logika Abstrak: Melihat pola dari gambar atau simbol (tes penalaran gambar/spasial).
- Logika Kritis: Menganalisis suatu pernyataan dan menarik kesimpulan yang logis.
3. Aspek Kepribadian (Personality)
Ini adalah bagian terbesar dari tes psikologi. Tujuannya adalah untuk “memotret” kepribadian Anda secara utuh.
- Stabilitas Emosi: Kemampuan mengendalikan emosi (marah, cemas, sedih) dalam situasi menekan.
- Ketahanan Stres (Stress Tolerance): Bagaimana Anda bereaksi dan berfungsi di bawah tekanan tinggi.
- Motivasi: Apa yang mendorong Anda untuk menjadi anggota Polri? (Apakah karena pengabdian, mencari kekuasaan, atau stabilitas kerja?).
- Penyesuaian Diri (Adaptability): Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, tugas, dan rekan kerja yang baru.
- Kerja Sama Tim (Teamwork): Kecenderungan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
- Kepercayaan Diri (Self-Confidence): Keyakinan pada kemampuan diri sendiri tanpa menjadi arogan.
- Kepatuhan (Compliance): Kemauan untuk mengikuti arahan dan perintah dari atasan.
4. Aspek Sikap Kerja (Work Attitude)
Bagian ini mengukur etos kerja dan bagaimana Anda memandang pekerjaan.
- Sistematika Kerja: Apakah Anda cenderung teratur dan terencana dalam bekerja?
- Daya Tahan (Endurance): Kemampuan untuk mengerjakan tugas yang monoton atau dalam durasi yang lama tanpa penurunan kualitas.
- Kecepatan Kerja: Ritme dan tempo kerja Anda saat menghadapi tugas-tugas rutin.
Bentuk Soal dan Tes yang Umum Digunakan
Biro SDM Polda biasanya menggunakan kombinasi dari beberapa jenis tes berikut:
- Tes Pauli / Kraepelin (Tes Koran): Anda diminta menjumlahkan deretan angka dari atas ke bawah atau sebaliknya dalam waktu tertentu. Tes ini tidak mengukur kemampuan matematika Anda, melainkan daya tahan, konsentrasi, stabilitas, dan kecepatan kerja di bawah tekanan.
- Tes Menggambar:
- Menggambar Pohon (Baum Test): Dipercaya dapat menunjukkan struktur kepribadian, vitalitas, dan cara Anda menempatkan diri di lingkungan.
- Menggambar Orang (Draw A Person Test – DAP): Dipercaya menginterpretasikan persepsi diri, kepercayaan diri, dan interaksi sosial.
- Tes Wartegg: Anda diminta melengkapi 8 kotak dengan gambar-gambar kecil. Tes ini mengukur aspek emosi, imajinasi, intelektualitas, dan aktivitas subjek.
- Kuesioner Pilihan Ganda (Personality Inventory): Ini adalah bagian yang paling banyak menguji integritas, kejujuran, dan kepribadian. Anda akan disajikan ratusan pernyataan dan diminta memilih “Ya/Tidak” atau “Sesuai/Tidak Sesuai”.
- Contoh Pernyataan: “Saya lebih suka bekerja sendiri daripada dalam tim”, “Saya terkadang berbohong untuk menyelamatkan diri”, “Aturan dibuat untuk dilanggar jika itu menghalangi”.
- Situational Judgement Test (SJT): Seperti yang dijelaskan di atas, berupa studi kasus singkat untuk mengukur kemampuan pengambilan keputusan dan integritas Anda.
- Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule): Tes kepribadian yang membandingkan dua pernyataan dan Anda harus memilih mana yang lebih menggambarkan diri Anda. Tujuannya untuk melihat motivasi dan kebutuhan dominan dalam diri Anda.
Tips Persiapan Menghadapi Tes
- Jujur dan Konsisten: Ini adalah kunci utama. Tes ini dirancang untuk mendeteksi kebohongan dan inkonsistensi. Jangan mencoba menjadi orang lain. Jika Anda tidak konsisten, profil psikologis Anda akan sulit dibaca atau bahkan menunjukkan indikasi negatif.
- Pahami Diri Sendiri: Lakukan refleksi diri. Apa kelebihan dan kekurangan Anda? Apa motivasi terbesar Anda bergabung dengan Polri? Memahami diri sendiri akan membantu Anda menjawab dengan lebih tulus.
- Jaga Kondisi Fisik dan Mental: Pastikan Anda cukup tidur sebelum hari tes. Kondisi fisik yang prima akan membantu Anda berkonsentrasi, terutama saat mengerjakan tes seperti Pauli/Kraepelin. Sarapan yang cukup sangat dianjurkan.
- Latihan Soal untuk Membiasakan Diri: Carilah contoh-contoh soal psikotes (logika, angka, gambar) di buku atau internet. Tujuannya bukan untuk menghafal jawaban, tetapi untuk membiasakan diri dengan format soal dan manajemen waktu.
- Baca Instruksi dengan Teliti: Setiap jenis tes memiliki instruksi yang berbeda. Jangan terburu-buru. Pahami apa yang diminta sebelum mulai mengerjakan.
- Percaya Diri dan Tenang: Kerjakan tes dengan tenang dan yakin. Kegugupan yang berlebihan dapat memengaruhi hasil Anda secara negatif.
(Dirangkum dari berbagai sumber)